Toleransi dalam Bingkai Bhineka
Tunggal Ika
Tri
Sumaria, Farmasi 2013, Universitas Sumatera Utara
Indonesia
merupakan negara kepulauan (archipelago)
yang terdiri atas pulau-pulau yang dibatasi oleh laut dan selat. Indonesia juga
dikenal sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragamannya, baik dari segi suku,
agama, budaya, bahasa, dan daerah asal yang tersebar luas dalam ribuan pulau.
Keanekaragaman
bangsa Indonesia dapat menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh
karena itu, untuk mendukungnya sangat diperlukan rasa toleransi, rasa kesatuan
dan rasa persatuan yang tertanam di setiap masyarakat Indonesia.
Toleransi
merupakan tindakan menahan diri, bersabar, membiarkan orang berpendapat lain
dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat lain. Sikap
toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui
kebebasan serta hak-hak setiap individu. Dalan konteks kehidupan berbangsa,
toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling menghargai antar sesama,
berusaha mengurangi sikap diskriminasi dan ketidakadilan yang dilakukan pihak
mayoritas terhadap pihak minoritas untuk mewujudkan cita-cita bersama.
Toleransi sejatinya didasarkan pada sikap hormat terhadap martabat manusia,
hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku,
golongan, ideologi atau pun pandangannya. Dalam konteks seperti ini, toleransi
dapat diartikan sebagai suatu pandangan yang mengakui “The Right of Self Determination” yaitu sebagai hak menentukan nasib
sendiri sesuai dengan hak-hak pribadi. Dalam kaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat, sikap toleransi yang dibina dan dikembangkan akan menumbuhkan
sikap saling menghormati antar sesama agar tercipta suasana tenang, damai, dan
tentram.
Toleransi
sangat penting bagi suatu bangsa dalam menghadapi keanekaragaman yang ada.
Dapat kita bayangkan jika sikap toleransi benar-benar hilang dalam diri
masyarakat Indonesia yang multikultural.
Kita tidak akan bisa hidup dengan tenang karena hati kita selalu dipenuhi
dengan rasa benci, dendam, tidak ada kasih sayang dan akan berujung pada
konflik sosial yang berkepanjangan. Dengan adanya konflik, maka kekayaan budaya
akan punah secara bertahap.
Persatuan
dalam keberagaman sangat penting untuk dimiliki. Persatuan dalam keberagaman
harus dipahami oleh setiap warga negara agar dapat terwujudnya kehidupan yang
serasi, selaras dan seimbang serta pergaulan antarsesama terjadi lebih akrab.
Selain itu pembangunan di Indonesia juga dapat berjalan dengan lancar.
Keberadaan
nilai-nilai persatuan jelas tertuang dalam makna Bhineka Tunggal Ika. Adanya
suku dan agama yang berbeda di Indonesia adalah wujud perbedaan yang seharusnya
dimaknai sebagai kekuatan dan kekayaan Indonesia. Sejak Negara Republik
Indonesia ini merdeka, para pendiri bangsa mencantumkan kalimat Bhineka Tunggal
Ika sebagi semboyan pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri
diambil dari falsafah Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu
Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada dalam Kakawin Sutasoma karya
Mpu Tantular. Berbeda-beda tetapi tetap satu juga adalah semboyan yang harus
dipegang teguh dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara di
Indonesia.
Sebagai
sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya, Indonesia
menghadapi berbagai kemungkinan adanya perpecahan yang dapat menjadi ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan kesatuan bangsa. Untuk mengatasi hal
tersebut, berbagai upaya pun dilakukan seperti diwajibkan kepada seluruh
masyarakat untuk memupuk komitmen persatuan dalam keberagaman, yaitu tidak
menyinggung SARA, harus saling menghormati antar agama dan keyakinan, serta
menghargai perbedaan budaya.
Namun,
dalam kenyataannya masih banyak konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan
suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu. Seharusnya keanekaragaman ini
menjadi modal bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang kuat. Tetapi masih
banyak permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satunya masih ada bentrokan
yang mengatasnamakan suku tertentu ataupun golongan tertentu. Hal ini jelas
menunjukkan belum adanya kesadaran akan sikap komitmen persatuan dalam
keberagaman di Indonesia.
Menurut
J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada
masyarakat Indonesia adalah terjadinya dominasi suatu kelompok lain seperti
konflik yang terjadi di Aceh dan Papua atau terjadinya persaingan dalam
mendapatkan mata pencaharian hidup antara kelompok yang berlainan suku bangsa,
seperti yang terjadi di Sambas. Selain itu, juga terjadi pemaksaan unsur-unsur
kebudayaan dari sebuah suku terhadap suku bangsa lain, seperti yang terjadi di
Sampit, serta konflik juga dapat muncul karena adanya permusuhan adat yang
terpendam lama, seperti yang terjadi di pedalaman Papua.
Untuk
mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu adanya toleransi yang tinggi
sehingga dapat menghindari konflik sosial yang ada di Indonesia. Konflik sosial
sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang
mempunyai kepentingan yang relatif sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.
Dengan demikian terjadilah persaingan hingga menimbulkan suatu
benturan-benturan fisik baik skala kecil maupun dalam skala besar. Oleh karena
itu, sikap toleransi sangat diperlukan untuk hadir di tengah-tengah keberagaman
yang ada di Indonesia.
Sikap
toleransi harus kita terapkan pada semua kalangan masyarakat di Indonesia,
yaitu seperti saling menghargai antar golongan baik dari segi suku, bahasa,
agama, daerah asal, serta mengenali dan mencintai budaya lain, yaitu dengan
cara pengenalan budaya kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Contoh nyata
implementasi hal tersebut adalah dengan mengadakan festival budaya dimana
setiap suku memperkenalkan kebudayaannya masing-masing. Hal ini dapat membuat
masyarakat Indonesia tidak kehilangan jati diri dan daerah asalnya, namun
selain itu masyarakat juga tetap menjunjung tinggi kebersamaan nasionalnya.
Persatuan
bangsa Indonesia tidak akan terwujud apabila masyarakatnya masih
memprioritaskan kepentingannya sendiri, dan masih menginginkan golongannya lah
yang berada di depan dengan meninggalkan golongan yang lain. Apabila hal
seperti ini masih saja terjadi, maka cita-cita Indonesia yang terdapat dalam
sila ketiga Pancasila hanya akan menjadi mimpi yang tak akan pernah terwujud.
Maka kita sebagai pemuda Indonesia harus mampu menghidupkan kembali semboyan
“Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Walau kita
terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, daerah, maka percayalah kita tetap
satu. Satu bangsa, satu tanah air, serta satu bahasa. Keberagaman harus
membentuk masyarakat Indonesia memiliki rasa toleransi yang tinggi dan rasa
saling menghargai untuk menjaga setiap perbedaan yang ada. Karena sesungguhnya
keberagaman lah yang akan membawa bangsa kita melesat tinggi menuju bangsa yang
maju dan kuat, dimana akan bersaing dengan negara-negara maju yang ada di
dunia.
Semoga
sikap Bhineka Tunggal Ika senantiasa hadir di tengah-tengah bangsa Indonesia
dan semakin melebur menjadi satu dalam diri pemuda Indonesia, hal ini ditujukan
agar sikap Bhineka Tunggal Ika tersebut dapat membentuk dan terpatri selamanya
dalam jiwa-jiwa pemuda Indonesia agar menjadi kepribadian yang sangat luar
biasa, memiliki jiwa toleransi yang tinggi dan semoga terus menjadi pemersatu
bangsa Indonesia di tengan keberagaman.